Finally Sourdough bread ku tiba dengan selamat di kampus tercintah. Baunya roti banget, pengen jadi tukang roti. Mau aku makan besok pas perjalanan pulang.
Sakit hatiku, waktu kamu bilang huruf kapital di awal kalimatku membutmu sakit mata. Aku memikirkan banyak hal tentang kondisi kesehatanmu. Apakah kamu semakin menua? Sehingga tidak bisa melihat kebenaran yang nyata terpampang di depan matamu? Sehingga kamu melupakan kaidah yang sudah dibuat dan disepakati bersama oleh ahli bahasa kita? Apa karena kamu menua, kesehatanmu menurun, terkena katarak, sehingga matamu tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah? Padahal kamu sudah mempelajarinya sejak kamu mulai bersekolah, bertemu dengan pelajaran Bahasa Indonesia, bertemu dengan kaidah penulisan yang berdasarkan EYD V. Tapi tapi tapi, mungkin nggak sih, matamu tertekan? Terlalu banyak menonton, mengonsumsi konten negatif? Atau kamu terlalu banyak menatap layar biru yang tiada pernah kamu tinggalkan barang sejenak untuk beraq? Setiap detik, menit, jam, hari hingga tahun berganti kamu tetap sama. Menyalahkan...
Teman-teman yang berbahagaia... Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Karena manusia itu memiliki hawa nafsu yang cenderung mengarah pada kebahagaiaan. Nggak heran kalau dalam perjalanannya manusia bisa lalai akan tujuan hidup yang sebenarnya. Manusia akan ingat bila ada suatu hal yang membuatnya sadar. barangkali manusia itu sendiri juga menjemput kesadarannya lewat realitas yang dijumpainya sehari-hari Sore itu hujan turun dengan lebat. Manusia-manusia di bumi bersembunyi namun mengagumi dan mensyukuri nikmat Ilahi itu. Termasuk aku dan temanku. Kami menghangatkan diri dengan membuat sesuatu yang ketika dikonsumsi membuat kami melambung jauh menunaikan rindu pada rumah. Bukan segelas teh atau pisang goreng. Tapi, ubi jalar yang dikukus. Makanan favoritnya kakek aku kalau bosan makan nasi. Yupp, kami mengukus ubi manohara, karena kalau ubi cilembu kami tidak punya. Namanya perempuan, paling tidak suka kalau haru...
Awalnya kamu sering bersama seseorang sampai tau baik buruknya dia, tau segala hal yang dia suka dan tidak suka. Kamu tau semua tentang dia,dari hal remeh sampai hal besar. Kamu tau segala kisah bangkit jatuhnya dia dalam menghadapi kenyataan. Kalian saling terikat, percaya dan membutuhkan. Kamu menjadi trustworty friends, orang yang dia percaya untuk menyimpan segalanya. Kalian saling bercerita tentang hal yang sangat rahasia seakan bunker yang tahan lama. Menceritakan kekonyolan dan menertawakan hal remeh yang kalian anggap kocak. Kalian menangis bersama, seakan itu akhir dari dunia. Mungkin kamu tidak akan bisa membayangkan hari-hari tanpa adanya dia, kamu akan menjadi apa? Seonggok batu mungkin, berdiam saja tiba-tiba celaka, atau mencelakai. Kamu sangat bersyukur, berkat kedatangannya dalam hidupmu. Setiap detik yang kamu jalani menjadi bergitu hidup, berwarnan, dan bermakna. Kamu menemukan rumah yang selama ini kamu cari. Betapa baha...
Komentar
Posting Komentar